Aturan Imunisasi untuk Mencegah Penyakit Difteri

Penyakit Difteri yang saat ini sedang mewabah di beberapa kota pulau jawa,  menjadi duka cita mendalam untuk dunia kesehatan Negara Indonesia. Berdasarkan data terbaru, 38 anak telah meninggal dunia karena difteri. Dan sampai saat ini masih ada sekitar 600 anak dari 120 kota kabupaten yang sedang berjuang melawan Penyakit Difteri yang mematikan ini.

Penyakit Difteri yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae muncul karena masyarakat tidak pernah atau tidak lengkap melakukan imunisasi anti difteri. Imunisasi untuk mencegah Difteri terdapat pada imunisasi DPT ( Difteri, Pertusis, dan Tetanus) tidak hanya dilakukan satu dua kali saja, namun harus lengkap.

Imunisasi lengkap untuk Mencegah Penyakit Difteri adalah sampai anak berusia satu tahun harus 3 kali DPT, sampai usia 2 tahun harus sudah 4 kali DPT, dan saat usia 5 tahun ansak sudah harus mendapat 5 kali DPT. Dilakukan lagi saat Kelas 1 SD ditambah lagi 1 kali DT, kelas 2, 3, atau 5 tambah 2 kali TD, dan sampai kelas lima SD anak sudah harus melakukan delapan kali (imunisasi DPT).

Apabila orang tua lupa atau kurang memberikan Imunisasi DPT kepada putra putrinya, untuk segera mendatangi puskesmas atau rumah sakit untuk melengkapi. Karena apabila dalam suatu daerah sudah berstatus kawasan KLB (Kejadian Luar Biasa).

Satu kasus difteri ditemukan maka sudah bisa disebut KLB, dan semua anak yang berumur 1 sampai 19 tahun harus ditambah tiga kali imunisasi difteri lagi. Imunisasi ini dilakukan dengan interval 0-1-6 bulan. Maksudnya adalah imunisasi Difteri diberikan pada bulan ini, satu bulan kemudian diimunisasi difteri lagi, dan terakhir enam bulan kemudian.

Ringkasan:

• Penyakit Difteri sudah menyebabkan 38 anak telah meninggal dunia, dan ratusan lainnya masih dirawat,
• Penyakit Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphtheriae muncul karena tidak imunisasi atau imunisasi tidak lengkap,
• Imunisasi Difteri ada termasuk di dalam imunisasi wajib yang telah diprogramkan oleh pemerintah,